Pernikahan itu.. seperti bisnis.
Pernikahan itu.. seperti bisnis.
Di dalam bisnis.. kalau tujuannya sekadar kaya. Cenderung bisnisnya gitu- gitu aja atau malah bangkrut.
Karena WHY (kenapa)-nya tidak kuat.
Namun.. kalau kita punya minat & perhatian (yang memang mendalam) pada suatu masalah, yang sampai saat ini belum ada solusinya.
Dan membangun bisnis, untuk memecahkan masalah tersebut. Bisnis itu cenderung kuat. Bertahan & bertumbuh.
Karena lahir dari hati. Punya WHY yang jelas. Punya fondasi yang kuat.
Jadi.. alasan untuk membangun bisnis.. bukan dicari-cari agar ada.
Namun.. bisnisnya memang
PERLU ada, agar menjadi solusi dari masalah yang
memang menjadi perhatian.
Serupa dengan pernikahan..
kalau pernikahan dilakukan sekadar karena 'umur', tekanan sosial, agar tidak kesepian, dst.
Akhirnya (tanpa sadar) siapa saja yang ada.. bisa menjadi pasangan. Yang penting agar pernikahan bisa dilakukan. WHY dari pernikahan itu jadi kurang jelas & kurang kuat. Tidak spesifik.
Namun.. kalau kita fokusnya BUKAN secepatnya menikah.
Tapi.. mengenal diri terlebih dahulu. Membuat dapat memahami kebutuhan diri (termasuk pasangan).
Jadi ketika bertemu dengan sosok spesifik tertentu.. memahami alasan mengapa (WHY) ia adalah pasangan yang tepat untuk melengkapi dalam pernikahan (bukan sekadar siapa saja yang penting menikah. Namun memahami karena dengannya sejalan visi misinya, selaras pola komunikasinya, dst). Sehingga lebih mungkin mewujudkan pernikahan yang sehat karena fondasinya kuat.