Bukan sekadar punya selera humor.
Anak : ibu makan apa?
Ibu : udang
Anak : udang forest (sambil nyengir, plesetin nama taman di dekat rumah 'urban forest')
Suami : (lewat sambil ngomong) ada gula ada semut
Istri : mana gambar semutnya? Mana gulanya?
Suami : belom ngerti ya?
Istri :*masih berpikir apa sih yang? Mana gulanya?
Suami : (setelah berapa lama akhirnya dikasih tahu) pantun itu.. kan pantone .. pantun
istri : *tersenyum-senyum*
Anak :bapak ke mang ujang apa (ngapain)?
Bapak : benerin sepatu
Anak : sipatu.. sipatooookaan (terus nyanyi lagu sipatokaan)
**
Anak : ibu apa (ngapain)?
Bapak : mandi
Anak : mandai.. mandai.. mandai.. mandai (nyanyi pakai nada lagu sunday monday)
Kalau diingat..
kami sering membicarakan hal receh..
yang (mungkin) menurut orang lain.. itu hal yang tidak penting & buang-buang waktu untuk dibicarakan.
Kami pun sering melontarkan lelucon yang..
(mungkin) menurut orang lain.. garing & tidak mutu.
Namun sukses membuat kami saling tertawa terbahak-bahak.
Dan anak kami pun.. tanpa diajarkan.. sering membuat 'plesetan'..
atau menjawab dengan hal yang tidak terduga & kerap membuat kami terpingkal.
Mungkin terlihat tidak penting..
namun justru.. memiliki humor yang sefrekuensi dengan pasangan..
dapat menunjang
kebahagiaan pernikahan.
Bukan sekadar punya selera humor.
Namun.. humor yang sefrekuensi satu sama lain.
Karena.. akan melelahkan jika apa yang k kita anggap lucu, tapi kerap dianggap garing bagi pasangan.
Atau sebaliknya, pasangan merasa lucu, namun bagi kita 'gak penting banget' & kekanak-kanakkan.
Karena hal itu.. yang dapat membuat kita menanti waktu bersama dengan pasangan.
Ada saja yang diobrolkan & dibahas. Tidak habis-habis.
Bukan justru merasa.. waktu bersama pasangan begitu panjang & menyiksa karena tidak tahu apa yang mau dibicarakan.
Bukankah sejatinya.. pasangan kita adalah teman terbaik & seumur hidup kita?
Karena.. hal ini yang akan menjadi satu pilar penyokong yang kuat..
ketika rumah tangga kita sedang mengalami tantangan.
Ketika ada situasi sulit, kita tahu kita dapat mengomunikasikannya dengan pasangan, dan percaya.. ini bisa dilalui bersama..
karena selama ini hubungan sudah rileks & cair.
Kita sudah punya 'tabungan' untuk
menghadapi masa-masa sulit. Karena sudah terbiasa mengerti satu sama lain & 'ada' bagi satu sama lain.